Bermimpi Bukan Hal yang Salah

Tahun ini adalah tahun penentuan bagi saya untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Sebenarnya, memilih jenis universitas untuk dimasuki, entah itu negri ataupun swasta bukan erupakan masalah untuk saya. Selama saya bisa belajar dan mengembangkan diri lebih baik di sana, saya pikir universitas bukanlah penentunya.
Namun, hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya tiba-tiba terpikirkan oleh saya. Waktu di bangku kelas 11, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti lomba di Universitas Indonesia. Saya pun tidak punya kriteria untuk bisa terpilih mengkuti lomba tersebut. Namun, di saat itulah saya mempunyai keinginan yang tumbuh dalam hati saya untuk masuk UI. Saya tidak pernah mengingini suatu sekolah seperti saat ini. Awalnya, saya sempat berbicara pada orangtua tentang keinginan saya ini. Saya hanya mengira bahwa ini hanya keinginan sesaat. Jadi, berakhirlah saya memilih UB dan ITS sebagai pilihan jalur undangan saya. Namun, saya benar-benar tidak ada semangat untuk memasuki universitas tersebut. Saya hanya bertanya pada Tuhan, tentang pilihan-pilihan yang saya buat tersebut. Saya mendapat hikmat seperti ini, "mungkin jalur undangan ini saya tidak memasukkan aplikasi pendaftaran ke UI. Jadi, jika diterima di UB atau ITS, maka saya rasa itu berkat saya. Namun, jika tidak diterima di keduanya, saya akan mendapatkan yang lebih baik."
Setelah lama menunggu pengumuman kelulusan, ternyata hasilnya saya tidak diterima ke dalam dua universitas tersebut. Sempat kaget, tapi bukan sedih yang terlalu berlarut, karena pada dasarnya saya tidak bersemangat untuk masuk di kedua tempat tersebut. 
Berakhirlah saya di SBMPTN. Saya tidak mau keadaan mengintimidasi saya. Langsung saya daftarkan UI sebagai pilihan pertama dan kedua, ITS sebagai pilihan ketiga. Sampai sekarang, saya masih berpikir bahwa pilihan fakultas yang saya pilih mungkin salah strategi. Menyedihkan, karena saya berjuang sangat keras untuk SBMPTN ini. Saya hanya dipenuhi rasa kuatir, apalagi saya bersaing dengan anak-anak yang mengikuti bimbingan belajar, karena saya hanya belajar sendiri sambil mengandalkan Tuhan. 
Sekarang, SBMPTN sudah selesai. Sudah 2 hari sejak hari tes berakhir. Saya ingat, saya hanya berdoa sungguh-sungguh sebelum masuk ke ruang ujian. Saya berendam mencari perkenanan Tuhan. Karena saya tahu, saya mungkin tidak pintar, tetapi saya tidak kurang-kurang dalam berusaha.
Waktu itu saya memilih UI sebagai prioritas 1 dan 2 dengan fakultas arsitektur dan biologi. Pilihan ketiga adalah ITS dengan fakultas arsitektur. Sungguh pilihan ketiga inilah yang salah saya tempatkan. saya sungguh-sungguh menyesal. Sangat. Saya hanya berharap pada Tuhan, karena Dia tidak akan pernah mengkhianati janjiNya. 
Samapi sekarang saya masih menunggu pengumuman kelulusan SBMPTN. 28 hari lagi. Hari minggu ini saya mengikuti Simak UI, dan inilah bukti betapa benar-benar saya ingin masuk universitas ini. Bukan untuk keinginan sesaat, tetapi karena saya tekun, dan saya akan belajar dengan baik di sana. Saya hanya ingin teman-teman saya melihat, bahwa semua tidak ada yang mustahil, saat kita mengandalkan Tuhan dengan memegang tanganNya.

0 komentar: